Selamat Datang

Selamat Datang Di Blog Saya, blog yang memuat ceita tentang cinta dan karya- karya dari saya

Selasa, 07 September 2010

Proses adat batak hingga pesta pernikahan

Dalam budaya adat Batak, sebelum pesta pernikahan atau perkawinian dilangsungkan pihak pria mengadakan lobi kepada pihak perempuan disebut marhori – hori dingding. Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan biaya berupa uang sebagai mahar seorang perempuan. Acara itu disebut makkatai sinamot. Setelah selesai acara makkatai sinamot, dilanjutkan membahas waktu martumpol (pra nikah) bagi penganut agama kristen. Biasanya dilaksanakan di rumah pihak perempuan dan setelah martumpol kedua pihak membahas penentuan hari pesta adat. Kalau diadakan acara makan, pihak pria menyiapkan lauk pauk berupa daging (babi, lembu, dan kerbau) dan pihak perempuan menyediakan nasi. Setelah selesai makan dan persiapan waktu pesta dilanjutkan membahas apa saja nanti yang akan dilaksanakan dalam acara adat nanti. Artinya sebelum pesta adat sudah dilangsungkansudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak berapa ulos yang akan diserahkan, apa lauk yang disiapkan dan aturan parjambaran sesuai dengan adat istiadat setempat. Karena adat istiadat setiap daerah pasti berbeda – beda walaupun mempunyai satu tujuan yang sama. Setelah ada kesepakatan biasanya pihak pria memberikan uang kepada undangan perempuan yang hadir sebagai ingot – ingot supaya pesta adat yang sudah ditentukan harinya agar selalu diingat. Ada juga yang mengatakan parsituak na tonggi.
Sesuai dengan waktu yangdisepakati dilaksanakanlah pemberkatan. Dalam pemberkatan sebagian ada yang melaksanakan tukar cincin sebagai ikatan rumah tangga namun ada juga yang tidak melaksanakannya. Itu tergantung kedua belah pihak sesuai dengan keinginan dan kemampuan masing – masing. Setelah selesai pemberkatan dilanjutkan pesta adat seharian yang disebut adat nagok dan makan bersama. Sambil makan dilaksanakan pembagian parjambaran/sulang/pinggan panganan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak baik perempuan maupun pihak laki – laki. Saat acara makan juga, pihak pria menyampaikan sepatah kata yang lajim yang biasanya sering disebut “huhuasi ni sipanganon” sedangkan pihak perempuan “huhuasi ni dekke (ikan mas)”. Saat mebicarakan sinamot, sebagian mahar (sinamot) diserahkan pihak pria kepada pihak perempuan dan dilunaskan saat pesta adat. Jadi apabila masih ada sinamot yang belum tuntas maka saat pesta adat sinamot yang belum tuntas maka saat pesta adat dituntaskan semuanya sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Setelah itu, dilaksanakan pemberian ulos dari pihak perempuan disertai umpasa – umpasa yaitu Tubu ma laklak dohot singkoru di dolok ni purbatua, Tubu ma anak dohot boru dongamu saur matua. Setelah umpasa itu diucapkan, ulos tersebut diserahkan kepada pengantin dan memberikan salam sebagai tanda doa supaya diberkati Tuhan. Setelah pemberian ulos dilanjutkan pesta satu hari penuh disebut dengan ulaon sadari. Pihak perempuan menyerahkan ikan mas (dekke) disebut tikkir tangga dan pihak laki – laki memberikan jihit – jihit (daging babi ukuran kecil/lomok – lomok) disebut paulak une. Setelah itu, kedua belah pihak menyebutkan kata olop – olop sebanyak 3 (tiga) kali. Setelah selesai adat, sebagai penutup pihak perempuan (hula – hula) memimpin doa bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar